Mensyukuri Nikmat Allah dengan Patembayatan (Kerukunan)

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar



Padepokan Pusaka Sunan Tembayat

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para warga Padhepokan
Marilah kita semua pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk mensyukuri nikmat sebagai bangsa Indonesia. Karena apa ?

Seandainya bisa diumpamakan ada sekeping surga yang jatuh dibumi, itulah Indonesia.
Masyarakat Indonesia sangat-sangat kreatif termasuk toto rakiting bathin

Coba anda galih, Indonesia ini jika kita pikir. Semua apa yang ada ini mencerminkan :

"Robbana ma kholaqta hadza bathila subkhanaka wakina adzabannar"
(Sungguh tidak ada yang sia-sia segala yang diciptakan Allah)

Atau bahasa yang mudah dipahami aku membuat sesuatu pasti ada manfaatnya.

Obat segala obat ada di Indonesia.
Kalau dulu disebutkan AIDS tidak ada obatnya ternyata Buah Merah (Nongko Celeng) di Jawa  itu sebagai obatnya.
Disebutkan pula ada penyakit yang tidak menular tapi membunuh, seumpanya kencing manis ternyata banyak obatnya disini ada okra, pohon insulin, waluh dll.
Ada kanker, ternyata dedaunan disekitar kita bisa jadi obat.

Masyarakatnya kreatif. Bisa dibanyangkan, bermodal mesin diesel bisa jadi ‘ledhok’ (jawa), bisa dinaiki, bisa dibuat untuk mengupas biji padi akhirnya bisa dibuat bahan makanan.
Ini Indonesia para warga padhepokan.
Masya Allah, harusnya kita syukur.


Para warga Padhepokan
Tapi ada juga yang tidak suka dengan ke-Indonesiaan ini.
Banyak yang tidak suka dengan patembayatan ini (kerukunan ini)
Kalau kita mau berfikir secara benar, kita ini dipaksa menjadi orang lain tidak menjadi diri kita pribadi. Bahkan mohon maaf, kitalah justru yang seolah-olah menjaga ajaran Islam ini.
Buktinya apa para warga Padhepokan? Islam mengajarkan perdamaian tidak mengajarkan peperangan.

Masya Allah…orang islam Jawa ini kalau dilarani orang, bilangnya apa?
"wis to bene, becik ketitik alo ketoro". Tidak mengedepankan perang. Tanah Jawa yang subur ini didatangi berbagai macam suku, tapi tetap rukun, karena kita mampu menjaga patembayatan ini. Inilah bentuk-bentuk rasa paseduluran. Islam mengajarkan perdamaian.

Di tanah Jawa ini  salah satu wali yang ajaran dari Syaidina Ali, dari Rasullulah diantaranya Sunan Tembayat, mengajarkan kerukunan. Bahkan banyak ajaran patembayatan ini yang tidak kita sadari, seperti ajaran Rasullulah bahkan mengacu hadist-hadist, sejarah-sejarah namun tidak semua dijelaskan, tidak sedikit-sedikit berdalil.

Kerono islam itu sejatine software, hardwarenya apa? Ya tingkah laku kita, kepribadian kita. Tingkah laku kita terhadap Allah, Tingkah laku kita terhadap diri kita sendiri dan sesama manusia atau semua makhluk Allah.

Maka  Rasullulah berpesan :

"Tidakkah aku diturunkan ke dunia kecuali untuk memperbaiki akhlak"

Jadi jangan dianggap akhlak itu hanya itu. Akhlak itu ada tiga :
1. Akhlak terhadap Allah
2. Akhlak terhadap sesama
3. Akhlak terhadap diri kita sendiri

Kita diajarkan patembayatan, termasuk patembayatan terhadap diri kita sendiri. Bagaimana rukun dengan diri kita? Contohnya, kalau kita misalnya lelah, harus istirahat. Jangan dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuan diri kita sendiri. Inilah salah satu contoh rukun….tidak mendholimi diri sendiri, ini akhlak. Puasa ya.. sahur ketika imsak dan buka Magrib jangan diteruskan lagi. Agar hak-hak badan, hak-hak perut, hak-hak ragawi terpenuhi.

Patembayatan sesama ummat, Sunan Tembayat tidak pernah mengusik apapun keyakinanmu yang berdiri dan berada dilingkunganmu. Namun kowe ojo ngusik anggenaku mbabarne kaweruh tentang ke-Islaman. Makanya tugas kita hanya menyampaikan saja, mengajak menuju islam dengan ma’kruf.

Tidak membawa senjata, tidak menggunakan kalimat Allah, tidak menggunakan takbir yang dipakai menipu, apa saja yang tidak sejalan dengan kita. Rasulullah meletakkan dasar-dasar di Madinah tapi tidak serta merta mengusir orang Yahudi.

Sofware itu ditanamkan oleh para wali, oleh para auliya di bumi Indonesia ini supaya kita ini rukun kepada pemeluk agama apapun, kepada siapa saja. Kita tebarkan Islam dengan tingkah laku yang baik. Tidak membawa senjata untuk menyakiti. Jangan meniru menyebarkan islam dengan cara kekerasan yang justru menimbulkan anti Islam karena cara penyebarannya yang salah.

Para warga Padhepokan
Itulah software yang ditanamkan mereka. Jangan dianggap orang Jawa tidak Islam, justru sangat Islami para warga. Contohnya : Genduren (selamatan) jangan dianggap tidak ada dalam ajaran Islam. Itu kan cuma gambar. Hakekatnya selamatan itu apa? Ngaturi sodaqah, weweh..dipanjatkan, mari kita nikmati rejeki Allah yang diberikan kepada kita semua untuk orang-orang disekitar kita.

Kalau ada yang bertanya, kenapa ada selamatan 7 hari, 40 hari dst?. maka dijawab, momen-momen yang ada hubungannya dengan budaya, kita manfaatkan untuk berdakwah, untuk bersodaqah untuk menambah silaturahmi kerukunan antar sesama. Bukti syukur kepada Allah untuk berbagi kepada sak padane titah. Itulah hakekat patembayatan para warga.

Dan kalau kita bersyukur, nikmat Allah akan ditambah. Software itu sebenarnya sudah dimasukkan ke hati kita semua oleh para auliya. Kita tidak pernah bertemu dengan Sunan Tembayat apalagi Rasul, tapi ajaran Islam sudah dimasukkan ke hati kita semua.

Para warga Padhepokan
Mari kita mensyukuri nikmat Allah. Dalam bidang mu’amalah dalam bidang toto srawung mari kita rukun kepada siapa saja, kepada pemeluk ajaran apa saja karena apada dasarnya agama sejak nabi Adam itu adalah Islam hanya karena manusianya saja menamakan yang lain.

Mari kita rukun terhadap kita sendiri terhadap ragane awake dewe. Rukun terhadap alam sekitar dan yang utama rukun terhadap Allah. Karena Allah maha segalanya.

Segala sesuatunya itu adalah keikhlasan saja dan semuanya dimulai dari hati kita.
Patembayatan dimulai dari hati kita.
Jika hati kita tidak rukun tapi berpura-pura rukun pasti suatu saat terlihat. Karena itu tidak dimulai dari hatinya. Tapi jika dimulai dari hati kecil kita yang sudah dimasukkan oleh para auliya dihati kita maka akan tercipta kerukunan.

Software tentang keimanan sebenarnya sudah diajarkan kepada kita. Termasuk rukun iman. Maka sekali lagi, marilah kita rukun terhadap kita sendiri. Rukun terhadap sak padane titah dan yang utama rukun terhadap Gusti Allah.

Mugi-mugi kita tansah pinaringan rejeki ngantos benjang teng turun-turun kita sedoyo krono Allah, dipun paringi panjang umur, diparingi hati kang lemah lembut krono Allah
Al-Fatiha….3X


Wassalamualaikum Wr. Wb







Postingan Populer