Totonen Atimu Yen Milek Noto Uripmu

Minggu ke-1, 4 Januari 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar



Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para Warga Padhepokan
Kalau kita mempelajari pelajaran ilmu hakikat, jagad itu ada dua yaitu jagad agung dan jagad alit. Jagad alit itu yang bisa kita lihat, samubarang sing ketok netro, contoh : mobil, gedung, uang dan lain-lain. Sedangkan yang dimaknai jagad agung itu adalah suatu ruang dalam hati kita dimana Allah bersemayam atau sering disebut Bahrur Kalbu. Jagad agung itu manakala bisa tertata dengan baik, manakala jagad agung ini bisa tentrem maka jagad alit dan semuanya akan tentram termasuk gesang. Oleh karena itu di padhepokan ini ada pitutur, “Totonen atimu yen milek noto uripmu”.

Para Warga Padhepokan
Hati kita ada didalam jagad agung, cita-cita kita bahkan mobil, gedung bisa masuk ke dalam hati. Inilah yang harus kita “toto”. Apapun yang kita miliki didunia ini, jabatan, kesehatan, kekayaan, derajat, pangkat, harta, tahta, wanita, apapun itu manakala hati ini, jagad alit ini tidak bisa kita toto maka seolah-olah kita hidup didalam penderitaan, urip niku tan guno. Contohnya, Ada orang kaya, hartanya banyak tapi hatinya tidak pernah tertata. Hidupnya berantakan tidak karuan. Maka yang didapatkan adalah kebahagian sesat dan sesaat. Mainan sabu atau obat-obatan, mainan wanita, mainan judi dan lain-lain.

Ada seseorang yang mempunyai jabatan tinggi manakala hatinya tidak bisa tertata maka jabatan itu tidak membawanya kedalam keberkahan. Bergerak sedikit bingung merasa seperti didalam neraka. Seperti yang kita semua lihat, seorang ketua partai besar bingung karena hatinya tidak bisa ditoto akhirnya melakukan korupsi besar-besaran dan bertindak seolah-olah malah seperti orang yang sakit, sakit hati, sakit jiwa.

Ada orang yang hidupnya sederhana, biasa saja. Tapi jagad agungnya sehat, hatinya sehat. Kebahagian itu pasti akan dicapai. Kebahagiaan itu ada didirinya. Maka orang ini tidak gumunan, ora kagetan melihat tetangganya mobra-mubru sugih, tidak kaget. Tidak ikut hibah, tidak ikut menggunjing karena dia menganggap bahwa dunia ini sementara.

Para warga Padhepokan
Ditoto atine….menghadapi kehidupan-kehidupan, dari tahun ke tahun dimana  umur kita semakin berkurang…berkurang dari jatah umur yang diberikan Allah. Kenapa hidup ini disengsarakan? Kenapa hidup ini kita lebih mementingkan dunia?  Ati ini yang ditoto agar hidup kita bahagia . Bahagia adalah manakala kita bersama Allah. Bahagia kita manakala bisa memberi manfaat bagi sesama makhluk hidup. Punya derajat, pangkat, jabatan, kekayaan jika  urip niki ora migunani marang sak padane titah maka mokal anane arep bahagia. Sugih o koyo ngopo yen urip iki ora sesarengan marang pangeran mokal anane arep bahagia. Maka kebahagian itu didalam hati, itu yang harus ditata, apapun keberadaannya.

Ada beberapa orang yang ketika akan diberi kelimpahan rejeki akan takut menggunakan dunia ini diluar kehendak Allah. Maka inilah bentuk-bentuk orang yang tawadhu’, sopan kepada Allah. Umumnya jika orang itu ketika hatinya sudah kegubel hawa nafsu maka yang dicari bukan tentang kebahagian abadi, yang dicari bukan kebersamaan  dengan Allah, yang dicari bukan mampukah atau bergunakah saya bagi masyarakat tapi yang penting aku senang.  Hatinya sudah terbungkus hawa nafsu.

Kita  harus menyadari , Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil alamin, maka hidup ini kudu migunani. Tarikan nafas kita ibadah apapun yang kita lakukan ibadah.

Para warga padhepokan jangan membatasi berpikir jika ibadah itu tidak hanya sholat, puasa dan lain-lain tapi harus berwawasan luas bahwa segala yang kita lakukan untuk kebaikan tentunya adalah ibadah.

Kalau sudah hatinya seperti itu maka yakin demi Allah, maka hidup kita tentunya mesti toto dan menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah ujian. Ada ujian mudah dan ada ujian sulit. Ada yang kelihatannya kaya karena dielu-elu oleh Allah. Ada yang kelihatannya miskin karena Allah kangen karo pangrintihe wong. Orang kalau sudah toto ketika ada musibah maka selalu menyebut, Allah..Allah..Allah. Jika belum toto maka selalu timbul menyalahkan orang lain, menggunjing dll.
Oleh karena itu para dulur warga padhepokan, jagad agung mari kita kendalikan.

Para Warga Padhepokan
Diceritakan ketika Sunan Kalijaga sedang bertapa, bertemulah beliau dengan Nabi Khidir dan dijelaskan tentang ilmu jagad agung dan jagad alit serta  diperintahkan masuk kedalam diri Nabi Khidir melalui telinganya. Sempat ragu Sunan kalijaga mendengar peritah tersebut. Apakah mungkin aku bisa masuk melewati telinga, Apakah cukup? Lalu Nabi Khidir membentak, “Hai Kalijaga, Jebeng…jangan dianggap tidak bisa, masuklah!”. Dalam serat Dewa Ruci ini salah satunya dijelaskan bahwa hakikatnya didalam telinga kita, apapun….berita sebesar apapun pasti bisa masuk. Inilah yang harus kita kendalikan, harus kita saring. Benakah itu? Ada manfaatnyakah itu?


Maka yang paling penting didalam hidupnya adalah tumataning ati manfaating diri. Atine awake dewe papak lungguh ing roso manfaatne  jiwo kita lan rogo kita tumrap sak padane titah gawe sowan ngarsane Allah. Banyak orang yang hanya melakukan gambar sholat, gambar zakat, gambar haji, seolah-olah kalau sudah pulang dari barat pulang dengan segala sesuatu yang sudah dianggap suci berlabelkan Mekah adalah segalanya. Lupa…lali…jika pangeran itu Maha suci Maha mengetahui. Nawaitu itu apa? Tumataning ati itu apa?

Orang itu jika sudah mencapai puncak iman maka akan melakukan segala sesuatu itu ikhlas kerono Allah, dia tidak lagi takut neraka, dia tidak lagi berburu pahala tapi yang dilakukan adalah sebuah keikhlasan, ikhlas pandume Allah, ikhlas peparinge Allah, yang diharapkan hanyalah cinta dari Allah.

Para Warga Padhepokan
Mari menata hati, menata jiwa, menata raga. Kita menyadari bahwa Islam bagaikan anggota tubuh. Kaki  tidak perlu ingin menjadi kepala dan kepala tdak perlu ingin menjadi kaki. Yang jadi petani tidak perlu ingin menjadi presiden begitu juga sebaliknya. Tapi yakinkan yang petani memberi manfaat untuk presiden  dan presiden memberi manfaat untuk petani. Yakini semua ada manfaatnya. Seperti kita ingat bahwa Allah menjadikan segala sesuatu itu pasti ada manfaatnya. Ora kedunungan milek marang barange liyan. Jika Jagad agung mpun tumoto, Insya Allah bahagia. 


Pramilo niku itu para dulur padhepokan, kita nenuwun ing ngarsane Allah, mugi kulo  lan panjenengan lan sak anak kulo lan panjenengan tansah dipun paringi tetep imanipun, jejeg imanipun, dipun paring slamet donyo slamet akhirat, mulyo dunyo mulyo akhirat.
Al-Fatihah

Semoga hidayah Allah disadari sehingga menjadikan kita tidak dangkal untuk berfikir dan diberi rejeki halal banyak barokah sehingga dapat menutup segala kekurangan.
Al-Fatihah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb



Postingan Populer