Dirikanlah Sholat dan Tunaikanlah Zakat

Minggu ke-3, 15 Februari 2018


Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para Warga Padhepokan
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.” (QS. Al-Baqarah [2]: 43)

Aqimus shalata wa atuz zakata adalah perintah Allah dalam Al-Quran, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dalam ayat ini yang dimaksud mendirikan sholat bukan sekedar melaksanakan gerakan sholat tapi mampu mengimplementasikan apa yang ada didalam sholat dalam kehidupan sehari-hari. Sholat itu dzikir, artinya kita semua selalu mengingat Allah dalam kedaan apapun. Jika kita meng-kaji sholat, gerakan sholat, bacaan sholat maka pertama itu niat, anniatu biqolbiniat itu ada didalam hati atinya apa para warga padhepokan, Totonen atimu sak urunge mlaku samubarange, ojo sampek enek kalimat jathukno, jangan sampai ada kalimat menyesal dikemudian hari. Kita tata/atur hati kita sebelum melangkah melakukan sesuatu.

Setelah kita niat, kita mengagungkan Allah, Allahu Akbar... yang mempunyai kebesaran Dialah yang Maha hidup, Dialah yang bernama Allah. Tidak ada yang besar, tidak ada yang gede kejobo Allah. Setelah itu kita memulai dengan bacaan Al-Fatihah dan lain sebagainya bahkan diakhir sholat kita sujud. Tidak ada satupun di dunia yang patut kita sembah sampai kepala yang kita hormati ini kita letakkan ke tanah. Anggone awake dewe  menembah mring Allah kita kembali duduk tasyahud. Disitu kita neksenake, "Ashadualla ilahailallah wa ashadu anna muhammadar Rasulullah."  Artinya apa para dulur warga padhepokan? Kalau kita sudah berniat, samubarang opo wae sing kita lakoni kanthi niat, misal jika sholat subuh, setelah niat maka samubarang niat kudu lillah, gak usah ingin niat yang lain, tidak perlu memikirkan surga dan neraka. Tidak perlu mikir pahala, dosa dan lain sebagainya.

Setelah itu ketika duduk diantara dua sujud kita berdo’a, Robbighfirli warhamni wajburni… Ya Allah maafkanlah aku, Sayangilah aku, Cukupi kekuranganku… Ini yang mencukupi Allah bukan yang lain. Jangan bangga jika kita sudah bisa mengobati orang lain. Tidak ada obat yang manjur kecuali dari ijin Allah. Tidak ada kesembuhan didunia ini dari sebuah sakit kecuali Allah yang menyembuhkan. Tidak ada sesuatu yang bisa membayar hutang kecuali Allah yang membayarkan.
Pada saat membaca ashadualla ilahailallah wa ashadu anna muhammadar Rasulullah disitu kita ikrar bahwa:


“Tan ono kang patut sinembah kejawi panjenegan ya Allah lan kulo percados Muhammad niku utusan panjenengan, ya Allah”.

Mulai dari Nur Muhammad utusan Allah sampai jasad Muhammad yang diberi peran untuk menyampaikan risalah mulai dari nol tahun sampai 63 tahun. Jasad Muhammad yang diberi peran Akhlaqul Qur’an, akhlaknya adalah Al-Quran.  Kemudian setelah itu kita menoleh kekiri dan kekanan, Assalamu’alaikum…. Memberikan salam, memberikan keselamatan, memberikan perlindungan, menyebarkan kedamaian kesemua orang.

Masih ada lagi para warga padhepokan, yaitu wa atuz zakata, tunaikanlah zakat. Zakat itu bukan untuk orang kaya. Dalam zakat inilah kita diajarkan oleh Allah jiwa kesetiakawanan sosial. Merasakan kepedulian terhadap sesama. Ya Allah…apabila tetangga saya kelaparan apakah mungkin saya bisa tidur nyenyak. Makanya jangan kaget jika warga padhepokan ini seperti jaman Rasulullah dahulu. Kulo tidak bangga kalau punya warga yang kaya tapi tidak perduli terhadap sesama tapi saya lebih bangga jika warga saya menjadi orang kaya yang peduli terhadap lingkungannya, mengerti kebutuhan tetangganya, saling membantu antar sesama. Maka didalam sholat itu Allah dawuh, ruku’ dan sujudlah  kamu bersama orang yang ruku’. Artinya apa para dulur, kebersamaan. Jika saudara kita sakit tentunya kita ikut sakit. Jika saudara kita susah maka kita harusnya ikut susah. Kalaupun kita tidak bisa membantu dengan tindakan, bantulah dengan do’a. Bantulah dengan memberikan saran-saran yang baik. Bukan mencemo’oh. Bukan justru kawan makan kawan dan tega melakukan hal yang merugikan terhadap sesama.

Para warga Padhepokan
Pada jaman sahabat Umar bin Khatab, ada seorang gubernur di daerah Mesir. Sang Gubernur bermaksud memperluas gedung kerja gubernuran namun terhalang oleh rumah seorang Yahudi yang reyot dan kecil. Berbagai cara dilakukan Gubernur untuk membujuk Yahudi tersebut agar mau pindah ke tempat lain. Namun Yahudi tetap bertahan dengan alasan, “Begini Pak Gubernur, tanah dan rumah ini merupakan satu-satunya harta saya. Saya lahir dan dewasa disini. Saya mohon untuk mati tetap dirumah ini.” Mendengar alasan Yahudi tersebut Sang Gubernur marah dan bermaksud merampas tanah tersebut. Yahudi menangis dan menghadap ke Sayyidina Umar, walaupun berbeda aqidah tapi seorang Yahudi mengakui bahwa Sayyidina Umar adalah pemimpinnya. Berceritalah seorang Yahudi itu kepada Sayyidina Umar tentang tingkah laku Gubernur Mesir. Sayyidina Umar lalu mengambil sepotong tulang Unta dan menggoreskan sedikit dengan pedangnya dan diberikanlah kepada Yahudi untuk ditunjukkan kepada Gubernur Mesir dengan sebuah pesan. Menerima sepotong tulang itu sang Gubernur menagis dan gemetar karena takut. Pesan yang tersirat dari Sayyidina Umar, “Hai Gubernur, Kalau kamu tidak mampu berbuat lurus dan tidak peduli terhadap fakir miskin, aku yang meluruskan dengan pedangku!.” Inilah Islam, kepedulian, mengimplementasikan ajaran sholat untuk kehidupan sehari-hari. Menebarkan keselamatan. Tidak ada kaya tidak ada miskin, semua sama. Inilah kesetiakawanan sosial. Inilah yang diajarkan oleh Kanjeng Sunan Pandanarang, Patembayatan, kerukunan.

Para Warga Padhepokan
Jaman sekarang justru mendo’akan orang lain dilaknati. Nyawanya memang ada tapi jiwa Patembayatan sudah hilang. Begitu memperoleh kekuasaan maka dibawahnya diinjak, ditipu maka yang terjadi adalah memperkaya diri sendiri, dholim. Kalau dia mempunyai akal maka akan berbuat, bagaimana untuk menipu temannya, bagaimana makan temannya, bagaimana ingin kaya sendiri dan tidak memperdulikan nasib temannya. Naudzubillah min dzalik…. Padahal didalam sholat sudah jelas, niatkan didalam hatimu kerono Allah, bukan karena pahala, bukan karena neraka tapi sungguh-sungguh tauhid karena Allah.

Suatu saat ada yang bertanya kepada saya, “Kalau begitu warga padhepokan tidak boleh kaya?”. Salah niku, kulo do’akan warga padhepokan lancar rejekinya tapi tidak pelit, tidak merugikan temannya dan peduli dengan lingkungan. Jangan salah sangka. Tapi jangan sekali-kali mengimani dunia, mengimani jabatan, menuhankan kekayaan. Terimalah dengan ikhlas karena itu semua amanah Allah. Masya Allah….ini adalah amanah yang sangat-sangat berat…berat…amanah agar kita tidak mengimani dunia, amanah agar kita tidak ditunggangi jabatan, amanah agar kita tetap menundukkan kepala tidak arogansi, ora jumawa oleh karena itu mari kita mendo'akan saudara kita yang sudah didholimi, semoga diterangkan jalannya. Al-Fatihah.

Dumateng sedulur sedoyo ingkang saat niki nandang sungkowo mugi-mugi tansah diparingi kebungahan lan jejeg imanipun.
Al-Fatihah

Dumateng kulo lan Panjenengan lan anak turun sedoyo ingkang nandang gerah mugi-mugi diparingi  sehat.
Al-Fatihah

Khususon orang tua kita yang sangat berjasa kepada kita yang ridhonya adalah ridho Allah. Kepada anak istri kita semoga Allah memberikan hidayah, semoga Allah memberikan magfiroh, maringi sehat. Al-Fatihah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb



Postingan Populer