Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar
Menyingkap ketinggian gunung Jabal Akhad ato Jabalekad.. Sebenarnya gunung itu tidak tinggi. Gunung itu tidak lah istimewa.. Namun yang istimewa adalah..ketika adzan dikumandangkan.. Kenapa ada yang terganggu? utamanya Keraton Demak bahkan meminta melalui Sunan Kali Jogo untuk memangkas ketinggian gunung itu agar tidak mengganggu keraton...
Para warga padhepokan allohumayarkham...
Sungguh arif sifat kejawen orang Jawa.. Gunung itu tidak tinggi dsb.. Namun bila kita telaah lebih dalam... Di sekitar gunung masyarakatnya majemuk agama dan kepercayaan.. Pada awal penyebaran Islam mungkin adzan di anggap mengganggu maka dengan kearifan lokal Kanjeng Sultan Demak menyampaikan agar adzan di kumandangkan dengan lembut dan menghormati sesama peluk penghayat dan masyarakat di sana... (bahkan kanjeng sultan pasang badan.. Istilah sekarang ).. Dengan petunjuk Kanjeng Sunan Tembayat maka para cantrik padhepokan Sunan Tembayat.. melembutkan suara adzan dengan logat Jawa sebagai mana guru Kanjeng wali sepuh Kalijogo... Warna Islam yang Rahmatan lil alamin semakin jelas terlihat dan mewarnai kehidupan di sana saat itu...
Para wargo padhepokan rohimakumulloh...
Saat ini muncul aliran baru yang mengakui sebagai ahli tafsir Al-Qur an.. melupakan hadist.. Tidak menghormati sesama, lupa kearifan lokal bahkan mengklaim yang lain salah.. Memecah belah keadaan masyarakat dan umat... Namun Tembayat tetaplah Tembayat.. Dengan jiwa hati afngalnya.. Tetap rukun patembayatan... Semoga.. Dasar Islam yang Rahmatan lil alamin. Memayu hayuning jiwa pribadi, memayu hayuning diri, Memayu hayuning bawono tetap mengakar di jiwa kito sedoyo.. Allohuma amin...
Mugo-mugo kulo lan penjenengan anak turun kulo lan penjenengan tansah pinaringan jejege iman slamet dunya akhirat.. Amin..
Al-Fatihah