Memahami Per-Makrifatullah Melalui Ayat-ayat Kauniyah

Aurotan 28 Juni 2018 

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar  

Memahami per-makrifatullah melalui ayat-ayat kauniyah Allah

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat
  
Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para Warga Padhepokan
Pada suatu malam berjalanlah Syekh Jalaludin ar-Rum (Jalaludin Rumi 1207-1273) didepan halaman rumahnya
Begitu melihat desiran angin yang mengerakkan ujung-ujung daun, pupus-pupus tumbuhan, menarilah tanaman itu. Mereka menari karena suka dan gembira itu diwujudkan untuk melihat dan memahami akan kebesaran Allah.

Kalam raya yang sedemikian hebat untuk bertasbih akan kebesaran Allah maka mengingatkan kepada Syekh Jalaludin ar-Rum bahwa menyembah Allah itu dengan gembira, memahami kemakrifatan Allah, memahami keberadaaan Allah, memahami ayat-ayat kauniyah dan pada saat itu Syekh Jalaludin ar-Rum menciptakan sebuah Tarian Sufi dengan tangan menengadah satu dan tangan yang lain terjulur kedepan. Sungguh sebuah keindahan dengan berkeliling, hatinya terus berdzikir kepada Allah. Hatinya terus mengingat Allah..... 

Para Warga Padhepokan
Syekh Jalaludin ar-Rum sungguh menggambarkan betapa tangan kanannya menghadap keatas dan kepala "bertengkleng" ke arah sana menggambarkan bahwa kita bersandar kepada Allah, iya kanak budu wa iyyaka nasta'in...sedangkan tangan kirinya kedepan maka menyadari betul bahwa kita adalah bagian dari alam maka rangkulan tangan untuk sesama hamba Allah untuk berbuat kebaikan . Kita tidak membedakan lagi suku, tidak lagi membedakan bangsa. Tidak lagi membedakan Agama namun berbuat baik untuk semuanya, tanpa mengenal kasta dan perbedaan kulit. maka berbuat baik kepada sesama sesungguhnya hakikatnya adalah berbuat baik untuk diri sendiri.

Para Warga Padhepokan
Begitu juga Kanjeng Sunan Tembayat memahami ayat-ayat kauniyah Allah, disekelilingnya terdapat banyak perbedaan banyak kemiskinan maka Sunan Tembayat menggunakan sumpah kepada muridnya, bagian dari bertasbih kepada alam semesta ini. Bagian daripada mengagungkan keberadaan Allah. Kanjeng Sunan Tembayat yang menjadikan sesepuh dari Padhepokan Pusaka yang menjadi penerus dari ajaran dari Sayidina Ali yang terus bermutawadhu sampai kepada kita maka Sunan Tembayat pada waktu itu, wahai warga padhepokan...menyantuni si miskin, diajarkan bertobat kepada Allah. Diajarkan hanya bersandar kepada Allah tapi dibalik itu beliau mengajarkan kerukunan terhadap sesama tanpa membedakan apapun yang ada didiri manusia bahkan terhadap segala sesuatu dialam ini.

Para Warga Padhepokan
Monggo kulo lan panjenengan meneladani Rasulullah yang pada waktu itu di Madinah penduduknya bukan hanya orang Islam tapi ada Yahudi dan ada Nasrani. Bahkan Rasulullah sendiri dikenal pertama kali oleh seorang pendeta Nasrani berdasarkan kitab Injil kepada pamannya Abu Thalib. Rasulullah bahkan menyampaikan bahwa barang siapa mengganggu Yahudi di Madinah maka akan berhadapan dengannya.

Kepada Sunan Tembayat yang kita ta'dzimi mari kita tauladani, mari kita ikut menciptakan kerukunan , mengasih sesama. Sungguh suatu kenistaan jika hidup kita hanya berorientasi dunia. Jiwa kita hanya menjadi tunggangan keduniawian, menjadi tunggangannya keinginan.

Saat ini Pilkada, Pilgub, ada sekelompok orang yang menjual program, menjelekkan sesama, mengadu domba hanya untuk memenuhi kebutuhan angan-angan. Jiwanya menjadi tunggangan. Oleh karena itu para dulur, apa yang akan terjadi?  maka orang itu akan jauh dari sifat Syekh Jalaludin ar-Rum, jauh dari sifat Kanjeng Sunan Tembayat bahkan lebih jauh lagi dari sifat Kanjeng Rasulullah yang mengayomi sesama. Rasulullah yang menerima Nur Muhammad yang menyampaikan sebagaimana Islam adalah Rahmatan lil Alamin.

Para Warga Padhepokan
Kerono niku Para dulur warga Padhepokan, mari kita semua sekali lagi kita bermakrifat dengan ayat-ayat kauniyah Allah, tansah bertasbih sebagaimana alam raya ini. Mari kita renungkan di-diri kita ini, dihati kita ini bahwa hanya Allah yang maha segala tiada yang lain. Dan Allah tidak memerlukan semuanya karena Allah bersifat mukhalafatu lil hawaditsi.

Mugi-mugi Kulo lan Panjenengan, sak anak turun kulo lan panjenengan, tansah diparingi keselametan dunia akhirat, bejo donya bejo akhirat, mulyo donya mulya akhirat. Ya Karim...Ya Karim...Ya mujibul saailiin.
Al-Fatihah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Postingan Populer