Lamaran Malaikat Izroil

Minggu ke-3, 16 Agustus 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Sedulurku wargo Padhepokan
Para wargaku yang dikasihi Allah.
Saudaraku yang sangat kukasihi yang dirahmati Allah dengan segenap rahmatnya.

Tiba suatu saat, saya akan didatangi malaikat untuk melamarku. Mangajakku...mengajak ruhku kembali ke Rob-ku. Dalam lamaran itu tiada satu titik yang bisa, menjadikan aku menolaknya dan disaat itulah kita akan berpisah. Pada saat hembusan nafas terakhir kita, bisakah kita mengucap kata "Allah". Perjuangan yang panjang saudaraku. Sehingga ada kata-kata :

Kullu nafsin dzaiqotul maut
(Setiap yang bernyawa pasti merasakan mati)

"Inna lillahi wa inna illaihi rajiun"
(Sesungguhnya kita ini semua adalah kepunyaan ALLAH dan kita semua akan kembali pula kepadanya)

Dalam perceraian ini kita perpisah dengan sesuatu yang saat ini kita selalu memburunya yaitu duniawi. Duniawi ini yang memastikan seolah-olah dihati kita itu yang menjadikan cukup, itu yang menjadikan terhormat. Ternyata kita semua harus berpisah dengan duniawi.

Sedulurku wargo Padhepokan
Selanjutnya kita akan berkumpul untuk memasuki keabadian illahiah. Ketika sudah berkumpul bersama Rob sebagaimana di alam wahdah kita maka hanya satu kata, kita selalu berharap cinta Allah namun tidak pernah mencintai Allah.

Mpun cukup roso katresnan kita marang Pangeran?
Mpun cukup bekal kita sowan ing ngarsane Gusti?

Padahal perbekalan itu dimulai dari menata hati. Oleh karena itu para dulur wargo Padhepokan monggo noto ati. Kerono niku, saya meminta karena kerendahan saya dan saya memohon karena saya merasa tidak mampu bahwa mari kita bersama-sama menata hati, akhlak kita sendiri, atine awake dewe kangge sowan ing ngarsane Allah. Sehingga kita dijadikan hamba-hamba yang selalu diberi rahmat dan pengampunan.

Sedulurku wargo Padhepokan
Manakala kita mengetahui itulah titik-titik akhir kita bersama. Ketika kita mengetahui bahwa itu adalah titik-titik akhir duniawi, kita akan mengucapkan selamat tinggal dunia. Semoga Allah mempersilahkan kita, seperti yang Allah katakan :

"Yaa ayyatuhan nafsul muthma’innah"
(Wahai jiwa-jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya) 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Postingan Populer