Patembayatan Sejati

Aurotan
Minggu ke-4, 25 Oktober 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar


Padhepokan Pusaka SUnan Tembayat Blitar

Assalamu'alaikum Wr. Wb


Kanjeng Nabi itu malu jika melakukan kemewahan namun saat ini banyak orang membangga-banggakan akan kemewahan. Jika kanjeng nabi itu miskin adalah pilihan namun orang jaman sekarang, kemelaratan adalah suatu keterpaksaan. Kondisi di Indonesia memang seperti itu saat ini, banyak orang bermain, memecah belah. Ketika Ahok yang diadu adalah institusi militer dan Kepolisian. Seolah-olah polisi itu jelek. Namun alhamdulillah semua bisa menahan diri.

Saat ini juga sedang ramai dibicarakan Banser yang ternyata menyusup dan membakar bendera sendiri. Nah...pada saat itulah terjadi demo yang berjilid-jilid, ada demo jilid satu, demo 212 dan lain-lain. Itulah salah satu upaya menjual agamanya. Karena mereka hanya mendengarkan tausiyah dengan kelompok mereka. Tausiyah itu hanya memberi tahu. Padahal yang jelas dalam diri Rasulullah itu tersapat uswah-uswah. uswah itu contoh. Rasulullah tidak pernah tausiyah bermacam-macam tapi uswah, memberikan contoh-contoh dalam kehidupan.

Menyinggung Sunan Tembayat maka beliau mengajarkan patembayatan tentunya manusia masih ada yang namanya perbedaan. Perbedaan itu adalah suatu nikmat. Tanpa perbedaan tentunya tidak akan tahu mana yang satu dan mana yang lainnya Tapi saat ini perbedaan itu diperkeruh, makanya saya berpesan kepada warga padhepokan bahwa mendekati pileg, pilpres dan sebagainya nanti kita arahkan semoga dapat memilih yang sesuai dan lebih baik.

Yang jelas....paling penting kita harus ngugemi ajaran Rasulullah, ngugemi ajaran Sunan Tembayat, patembayatan kerukunan. Sekarang begitu bangganya tiap orang menunjukkan, mempertontonkan suatu masalah, pertengkaran dan tidak jera untuk membuat berita bohong. Kawula lagi yang akan rugi dan menjadi korban.

Sunan Tembayat juga pernah berpesan didalam Sumpah Patembayatan bahwa manusia itu sejatinya sama namun taqwanya yang berbeda. Taqwa yang tidak sama itu berarti yang taqwanya lebih maka akan menuntun yang taqwanya kurang. Kalau kita cermati pesan dari Sunan Tembayat bahwa inti dari ajarannya adalah adanya kebersamaan, adanya tolong menolong. Bahkan dalam urusan batiniahpun harus tolong menolong.

Hidup itu relita, ada masalah demi masalah dan masalah itu kalau kita kaitkan adalah bagian dari takdir illahiyah. Takdir illahiyah itu dirubah oleh Allah melalui dan sesuai dengan permohonannya, permohonan dari kawulanya.

Pramilo ing ndlalu niki sareng-sareng maos Al- Fatihah, Mugi-mugi bangsa Indonesia niki ayem tentrem. Mugi-mugi kulo lan panjenengan anggene upokoro jiwo rogo ugi anak turun kito, upoyo ekonomi tansah diparingi kesaenan, dipun paringi hasil. Al-Fatihah 3x
 
Dumateng anak turun kito ingkang nglampahi ujian mugi-mugi Allah maringi lulus ugi dumateng anak kita ingkang nglampahi sekolah mugi-mugi Allah ngabulaken gegayuhanipun. Al-Fatihah.

 
Wassalamu'alaikum Wr. Wb              

Postingan Populer