Dununge Iman

Aurotan 21 Maret 2019

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para wargo Padhepokan
Orang yang meningkatkan imannya, meningkatkan segala sesuatunya, meningkatkan kecintaannya kepada Allah dalam beribadah, dalam melakukan apapun akan perintah Allah bukan karena perintahnya namun karena kecintaannya maka akan timbul didalam manahnya keasyikan kepada Allah yaitu dzikir-dzikir. Gesang itu hanya benar-benar karena Allah, tidak menoleh apapun tentang dunia dan siapa saja.

Keasyikan kepada Allah ini kadang-kadang dari kacamata orang yang tidak memahami, orang ini meninggalkan syariat namun sebenarnya kecintaan kepada Allah yang berlebihan dan itu merupakan kecintaan murni dari hatinya.

Para wargo Padhepokan
Ada seorang sufi wanita Rabiah Al-Adawiyah setiap hati menangis karena saking cintanya kepada Allah yang melebihi segalanya.

Syekh Siti Djenar kecintaannya kepada Allah dan dianggap oleh orang dengan sebutan Wihdatul wujud tanah Jawi.

Al-Hallaj juga seorang yang mencintai Allah lebih dari segalanya diatas manusia yang lain kecuali Rasulullah. Kecintaan ini membuat orang-orang menganggap beliau menduakan Allah karena mengaku sebagai Allah.

Namun sak tenane tidak seperti itu. Karena kebenaran yang sejati adalah kita benar-benar tidak ada. Mulut kita untuk berdzikir ini adalah pemberian dan kepunyaan Allah. Telinga kita, tangan kita juga pemberian dan kepunyaan Allah. Orang yang sedang asyik kepada Allah ini sebenarnya tidak bisa dinilai dan dihina dari sisi syariat.

Contoh kisah Nabi Musa yang diminta para pengikutnya untuk sholat istiqo' menurunkan hujan namun hujan belum juga turun.

Musa kemudian bertanya kepada Allah, "Ya Allah...mengapa belum juga turun hujan, apakah doa kami tidak sampai".

Dijawab oleh Allah, "Pengikutmu itu yang ikut sholat tidak semuanya meminta. Ada yang suka menggunjing orang lain, ada yang hatinya selalu membentuk kemunafikan, ada yang didalam hatinya itu tidak sholat."

"Kalau seperti ini saya harus bagaimana?", tanya Musa

"Temuilah orang yang namanya Barroh, ciri-cirinya seperti ini...", jawab Allah

Akhirnya Nabi Musa berangkat mencari Barroh yang dinilai masyarakat pada waktu itu seorang yang biasa dalam beribadah syariat namun hatinya selalu mencintai dan mengingat Allah. Setelah bertemu diceritakan keluhan masyrakat untuk meminta hujan dan ternyata belum juga dikabulkan oleh Allah.

Barroh sekonyong-konyong berkata, " Ya Allah apa susahnya Panjenengan menurunkan hujan, Apakah hujan sudah tidak menurut kepada Panjenengan. Tidaklah rugi menurunkan hujan kepada orang-orang munafik itu, bukankah Panjenengan adalah Pangeran yang menciptakan alam ini. Turunkanlah hujan ya Allah"

Musa marah karena Barroh tidak mempunyai adab dalam meminta kepada Allah namun Allah melarang karena begitulah sifat Barroh, kamu tidak tahu sejatinya didalam hatinya Barroh itu asyik masuk kepada-Ku.

Setelah Barroh berucap seperti itu maka hujan turun dengan lebatnya.

Baca Juga :

Para wargo Padhepokan
Ditanah Jawa ada beberapa kisah seperti itu, tahun 1985 di Jogyakarta, Kanjeng Sultan Hamengkubuwono IX ketika akan memasuki keraton ada seorang tukang becak dalam kondisi siang panas yang menyengat. Tukang becak itu dari jauh melakukan penghormatan dan berkata,"Duh Gusti...nyuwun jawah Gusti".

Sultan Hamengkubuwono IX hanya menoleh dan tersenyum. Ketika memasuki Keraton, hujan turun dengan lebatnya. Itulah keasyikan-keasyikan hati ini kepada Allah. Kecintaan kita kepada Allah diatas segalanya.

Jangan cinta ini ditipu-tipu. Mengakunya cinta kepada Allah ternyata mencintai duniawi. Mengaku takdim kepada Guru namun sebenarnya mengambil keuntungan untuk kepentingan sendiri dan dibalik itu memanfaatkan keadaan.

Punya pimpinan yang ikhlas namun dimanfaatkan kebaikan pimpinan itu untuk keuntungan pribadi.

Ada yang sholat dengan khusu' namun kenyataannya sholat itu untuk kedok, menipu hatinya sendiri. Tidak ada lagi keikhlasan dan kecintaan kepada Allah. Mungkin dari 100 orang yang sholat dimasjid, berapa orang yang mencintai Allah, berapa orang yang benar-benar ikhlas?.

Para wargo Padhepokan
Oleh karena itu Totonen atimu yen milek noto uripmu. Kalau kita sudah menata hati kita untuk mencintai Allah dalam segala hal, dalam segala sisi kehidupan maka sebenarnya Allah juga akan pelan-pelan menata hati kita, menata hidup kita. Sekali lagi Hasbi Allah..Hasbi Allah...namung dateng Panjenengan ya Allah...Namung dateng Panjenengan.

Mari kita noto ati, tidak menjadi munafik pada diri kita sendiri antara lisan dan hati. Tapi kita menata hati kedepan, saya yakin kita semua akan dicukupkan oleh Allah. Cukup keamanannya, cukup ketentramannya. Cukup keayemane (kedamaian).

Jika kita memburu ayem maka akan senang tapi jika memburu senang belum tentu ayem (damai). Karena ayem adanya dihati dan senang adanya dipikiran. Orang itu jika hatinya ayem maka pikirannya tetap jalan namun jika pikirannya senang, hati bisa gelisah.

Contoh orang yang memakai sabu-sabu, pikirannya akan senang, akalnya akan bebas karena hanya menghindar dari masalah namun hatinya pasti akan gelisah. Begitu juga orang yang selingkuh, akal pikiran akan senang namun hatinya khawatir dan tidak tenang karena takut ketahuan.

Para wargo Padhepokan
Mari sekali lagi sedanten warga Padhepokan nglerehne ati, madakne ati ugo lesan, yakin kanthi lerehing ati, Allah dadosne kulo lan panjenengan kawulo kinasih. Mari kita maos umul kitab, mugi kesalahan ingkang lalu dipun ngapuro Allah.

Kedepan kito tansah pinuntun dening Allah, noto roso noto ati noto pikir. Dipun paringi kemudahan dalam segala hal. Dipun paringi ayemme ati padange pikir, tentreme ati tentreming pikir.

Al-Fatihah.

Assalamu'alaikum Wr. Wb 
         

Lungguh Nggayuh Kawruh

Aurotan Maret 2019

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Lungguh Nggayuh Kawruh

Para wargo Padhepokan
Sesuai dengan pesan Kanjeng Sunan Tembayat, banyaklah kita duduk dengan para alim, orang yang banyak ilmu dan diamalkan. Jaman sekarang banyak perkara jika kita pilah-pilah tentang ulama. Ada yang ulama disebut mualimin, ulama yang punya ilmu dan diamalkan. Puncak dari ilmu itu adalah kebijaksanaan. Bijaksana dari ilmunya. tidak gampang sambat, tidak gampang mengeluh, tidak gampang menangis dan tidak gampang menyalahkan.

Orang itu harusnya kaya ning tidak punya apa-apa dan tidak butuh apa-apa. Tapi ada juga orang alim namun tidak mengamalkan ilmunya. Mengerti samubarang tentang ilmu agama namun dia mempunyai ilmu hanya untuk memecah belah. Contohnya saat ini banyak info-info dimedia sosial yang ternyata bertujuan untuk memecah belah umat. Ada yang punya ilmu namun hanya digunakan untuk menipu. Mengatasnamakan Allah untuk menipu. Ada yang mengaku ulama namun sejatinya tidak mengerti serta tidak mengamalkan.

Para wargo PadhepokanItulah mengapa kita harus memperbanyak duduk dengan ulama-ulama yang sejati yang punya ilmu dan mengamalkannya. Ulama yang menyejukkan dan memberi manfaat bagi umat. Seperti pesan Kanjeng Sunan Kalijogo kepada Sunan Tembayat, "Pada saat kita duduk bersama ulama maka sebenarnya ulama itu akan memberi manfaat dan menyejukkan hati kita".

Lakonono uripmu kuwi kanthi ikhlas. Maksimalkan kita semua saling srawung kepada yang lain. Maksimalkan kita saling bermuhasabah, saling tetulung, saling sambung silaturahmi namun kewajiban kita hanya satu yaitu taat kepada pangeran.

Para wargo Padhepokan
Sunan Amangkurat I (1619-1677) meninggal di Tegal sampai di sebut Sunan Sedo ing Tegal Arum. Apa yang terjadi, Sunan inilah yang pertama kali membuat keris dari bahan biji besi, biji nikel dari langit yang jatuh untuk pamor. Keris ini dipergunakan untuk membunuh kekasih Allah lebih dari 1000 ulama pada waktu itu. Tragedi itu merupakan salah satu sisi gelap sejarah Mataram.

Bahkan salah satu ulama yaitu Panembahan Pangeran menyampaikan bahwa "Titenono besok yen ono kebo bule matane biru bakal ilang wong jowo, kari separo yen panggah melu kuwi".

Maksudnya jika masih mengikuti budaya-budaya kekafiran dan budaya yang tidak njawani. Pembunuhan ini terjadi kalau sekarang di pasar Prambanan. Oleh karena itu disana ada tugu peringatan pembunuhan.

Baca Juga :

Setelah itu banyak muncul pemberontakan salah satunya oleh anaknya sendiri yaitu Mas Rahmat (Amangkurat II), kelak dibantu oleh Panembahan Rama (Kajoran) dan Raden Trunojoyo (Madura) yang membuat Amangkurat I terusir dari istananya dan melarikan diri terlunta-lunta ke arah barat sampai pada akhirnya meninggal dan dimakamkan di Tegal.

Itulah bentuk-bentuk Allah berperang melawan orang-orang yang memusuhi kekasih-Nya. Jangan dikira memerangi kekasih Allah itu hanya mengangkat pedang atau senjata tapi namun perilaku tidak hormat, diajak berbuat baik malah berbuat sebaliknya, memfitnah ulama dll.

Contoh paling sederhana adalah banyak sekali orang-orang padhepokan difitnah. Namun Pangeran tidak tingal diam coba panjenegan perhatikan, musibah demi musibah akan menghampiri dan menggulung mereka.

Para wargo PadhepokanOleh karena itu mari kita noto roso. Mari kita segera tinggalkan sesuatu yang tidak baik, letakkan hati ini ketempat yang benar. Mari kita lerehkan hati kita ing sasono panembahan suro natan, ditempat menyembah para raja yaitu masjid dihati kita masing-masing.

Mari kita nenuwun marang Allah, mugi-mugi ati niki, ati anak turun kito sedoyo, tansah pinaringan rejeki. Dadoso kawula kang paring roso welas lan roso asih ingatase sak padane titah.
Al-Fatihah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

   

Penggalan Syurga Nikmat Bagi Kita Yang Tiada Tara

Aurotan 7 Februari 2019

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar
Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para wargo Padhepokan
Bumi pertiwi yang kita cintai ini merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita bangsa Indonesia. Diseluruh alam ini tidak ada yang lebih enak dari Indonesia. Berbagai jenis tanaman hampir semua dapat tumbuh di Indonesia. Kurma sekalipun, dapat tumbuh di Indonesia. Tanaman dimusim dingin juga bisa tumbuh di Indonesia, di Gunung Semeru, di Magetan, dapat tumbuh di Jayawijaya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai flora dan fauna terbanyak.  Indonesia mempunyai kemajuan pembangunan yang lebih dari tempat lain. Orang sekarang menjadi lebih baik dalam ekonominya, bahkan orang yang terkena gusurpun akan mendapat ganti yang jauh lebih baik.

Para wargo Padhepokan
Namun ada saja orang yang selalu tidak bersyukur dengan nikmat itu. Jika kamu kufur ingatase nikmatu moko saktenane sisaku luwih pedih. Kita prihatin dengan orang-orang yang tidak bersyukur sudah dapat hidup tentram di Indonesia. Pemerintahan yang sudah baik dihujat, bahkan menghujat negaranya sendiri. Seolah-olah Indonesia ini jelek sekali, sudah tidak ada sisi baiknya.

Bumi yang dianggap kepingan surga ini mestinya kita jaga. Tidak ada satu negarapun yang sebebas Indonesia. Kita melakukan kegiatan ini, ngaji...jika di luar negeri maka akan ditangkap. Bukannya tidak baik tapi dituduh akan menjatuhkan pemerintahan. Itulah kondisi diluar Indonesia.

Oleh karena itu bagaimana kita ini harus mensyukuri sebagaimana orang Islam. Bagaimana cara mensyukuri? Tidak ikut-ikut membuat gaduhnya negara. Tidak ikut-ukut membuat ruwetnya negara. Tidak ada hari di tempat lain selain Indonesia yang membuat peraturan adanya Hari Santri seperti di Indonesia.

Tapi masih ada orang-orang yang entah apa disebut 212, 214 atau apapun yang lain, menganggap Indonesia itu tidak ada benarnya. Banyak gunung meletus mestinya kita mensyukuri bahwa itu akan membuat suburnya tanah. Pangeran itu kalau menginginkan mengatur umatnya itu terserah Pangeran tidak bisa kita yang mengatur. Bahkan seolah-olah sholat itu untuk mengatur kebutuhan Pangeran padahal sholat itu adalah kebutuhan manusia bukan kebutuhan Pangeran.

Para wargo Padhepokan

"Sing sopo wonge tangi turu, isuk jedul, nawaitu nenulung uwong, nawaitu nyenengne uwong moko ganjarane ngluwihi wong sing mulih haji mabrur."

Membuat orang senang tidak harus dengan dunia. Tersenyum, membuang duri dari tengah jalan, ada orang bertanya dijawab dengan baik itu semua sudah bagian menolong dengan ikhlas. Sangat sederhana dan mudah. Budaya inilah yang sebenarnya sangat identik dengan Indonesia dan itu adalah ajaran Islam.

Ajining diri soko lathi - inilah budi pekerti Islam.

Masyaallah...maka mari kita terus mensyukuri seperti pesan Kanjeng Sunan Tembayat,

"Ora gae melu ompyaking gawe ruwete negoro nanging melu nyengkuyung negoro supoyo kita dadi sak apik-apike manungso, kuntum khoironnass. Supoyo dadi menungso sing paling apik kuwi kudu apik sak padane menungso, sak padane titah."

Semua golongan manusia, baik itu beragama berbeda, berbeda suku, berbeda golongan bahkan partai, tidak dibeda-bedakan untuk berbuat baik. Mari apapun pekerjaan kita, jika jadi petani maka mari kita olah tetanen kita menjadi yang bermanfaat untuk yang lain. Jika jadi sopir mari mensyukuri, mengantar barang dengan baik untuk kebaikan bersama.

Para wargo Padhepokan
Sekali lagi bahwa mari kita nglendehne, nyelehne ati marang Pangeran. Tidak ada nikmat kecuali tawakal kepada Allah. Pasrah ngarsaning Allah. bukan berarti kita tidak berusaha namun tetap makaryo, tetap berupaya namun kabeh lelandasan pasrang marang Pangeran.

Mari kita doakan mugi Allah maringi nikmat ngatos benjang sak anak turune kito sedoyo.

Al-Fatihah.  

Wassalamu'alaikum Wr. Wb        

Njagi Deso Mreh Raharjane Projo

Pusaka News - Hari Senin tanggal 28 Januari 2019 sekitar pukul 14.00  Kapolres Kota Blitar Bapak AKBP Adewira Negara Siregar, S.I.K. M.Si didampingi Kapolres Srengat Bapak Kompol Putut Suhermanto, SH melakukan kunjungan kerja ke Salah satu tokoh masyarakat dan tokoh agama di Desa Dandong Srengat yaitu Bapak Hairi Mustofa atau biasa dipanggil Gus Hairi. Beliau adalah pemangku Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat sekaligus sebagai Koordinator Wilayah Kecamatan Ponggok untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang beralamat di Jl. Karya Miharja No. 40 Srengat Blitar. Turut pula dalam rombongan Camat Kecamatan Srengat Bapak Darmadi, S.Sos. M.Si serta Kasat Intelkam dan Kasat Binmas.

Njagi Deso Mreh Raharjane Projo

Silaturahmi ini merupakan agenda rutin dari jajaran Polresta Blitar dan ajakan kepada para tokoh masyarakat serta tokoh agama untuk tetap menjaga kantibmas terutama menjelang kegiatan akbar yaitu Pemilu 2019.

"Mari kita terus jaga kebersamaan ini. Bukan hanya dalam persiapan pengamanan pilkada serentak, tapi lebih dari itu agar dapat lebih mempererat kerukunan antarumat beragama, sehingga tercipta Blitar Raya yang aman, nyaman, dan kondusif", ujar beliau.

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat


Disambut Hangat
Dalam kunjungan ini Kapolresta Blitar dan rombongan disambut hangat dengan suasana kekeluargaan beserta warga Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat.  Dengan jamuan yang sederhana tidak mengurangi keakraban dan suasana kekeluargaan dalam kunjungan tersebut.

Kunjungan Kapolresta Blitar ke Padhepokan Pusaka

"Kami warga Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat mengucapkan selamat datang kepada Bapak Kapolresta Blitar dan rombongan semoga kunjungan ini meningkatkan keakraban dan memberi manfaat untuk warga kami khususnya dan masyarakat pada umumnya", Ucap Gus Hairi.

Beberapa pesan dari Kapolresta Blitar diantaranya memang untuk mengajak para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengantisipasi adanya kelompok radikal dan kelompok garis keras yang saat ini masih ada di indonesia.

"Saya menghimbau agar selalu menjaga tidak terlibat ajakan kelompok radikal dan kelompok garis keras dan Saya juga berpesan kepada tokoh agama di wilayah Kecamatan Srengat agar saling menjaga Kamtibmas di wilayah masing masing dan jangan mudah terprovokasi atau mengikuti ajaran. Ajaran agama yang bersifat radikal dan saling menjatuhkan agama lain", pintanya.

Kunjungan Kapolresta Blitar ke Padhepokan Pusaka

Sesuai dengan Spirit Padhepokan Pusaka
Mambangun roso kanggo sak padane titah atau kesalehan sosial itu dimulai dari hati kita. Oleh karena itu di Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat, kita selalu diajarkan untuk selalu noto ati, noto roso, noto jiwo. Jika hati  belum toto, ini berarti ada penyakit hati dan dzikir itu adalah obat penyakit hati. Kita bisa mengupas jiwa kita, mengupas hati kita karena hati sudah toto. Kita tidak mudah menyalahkan orang lain. Kita bisa introspeksi diri karena hati sudah toto.

Himbauan dan ajakan Kapolresta Blitar sangat sesuai dengan ajaran di Padhepokan Pusaka. Gus Hairi selaku pemangku selalu menghimbau dan memberi contoh kepada para warga padhepokan untuk berkesalehan sosial, selalu mengajarkan jiwa paseduluran atau patembayatan kepada sak padane titah, kepada manusia, kepada hewan dan tumbuhan, saling menghormati kepada orang lain, ringan tangan menolong yang lain walaupun itu berbeda agama, berbeda ras, berbeda partai dll.

Gus Hairi selaku tokoh masyarakat dengan tekun mencontohkan berkesalehan sosial, nulung sakpodo-podo maklu jumangkah ing bumine Allah. Setapak demi setapak mengajarkan kebaikan, mengajak kepada ketauhidan walaupun didalam kemasan-kemasan adat istiadat. Namun kecintaan beliau kepada lingkungannya dan kesalehan sosial membuat suasana diantara elemen masyarakat terutama didaerah Blitar dan sekitarnya menjadi lebih adem dan kondusif.

Tresno Pangeran Pinaringan Dunyo

Aurotan 10 Januari 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para wargo Padhepokan
Salah satu sifat Allah, sifat itu juga berarti kehendak Allah yang diberikan kepada para kawulane yaitu kepada kita semua berupa sifat adil. Yang namanya adil itu tidaklah harus sama namun sesuai dengan kebutuhan. Pada saat kita mungkin kurang ikhlas untuk kita mujo lan muji bertasbih kepada Allah maka Allah memberikan cobaan berupa kegetiran-kegetiran hidup, kegetiran perasaan. Disaat itulah kita kadang mengingat Allah, berdzikir. Kadang-kadang kita berjanji kepada Allah tapi kadang juga janji itu tidak selalu ditepati. "Ya Allah jika aku diberi harta maka aku akan beramal..". namun ketika Allah merubah dari cobaan menjadi kenikmatan maka banyak yang masih lupa dengan janjinya.

Ada seorang saudagar atau pedagang yang juga sangat sakti pada jamannya yaitu jaman Pangeran Wonoboyo atau sejaman juga dengan Joko Tingkir. Saudagar ini dengan segala kelicikannya yang mungkin juga sampai saat ini masih ada yaitu menjual jimat agar orang cepat kaya. Tentunya dengan kesaktiannya, dengan sihirnya dan dengan omongannya sehingga jadilah orang itu kaya. Namun didalam kekayaannya saudagar ini melupakan kodratnya sebagai seorang saudagar. Dia berusaha merubah dirinya menjadi seoarang kesatria untuk merebut kekuasaan.

Datanglah putra dari Kanjeng Sunan Tembayat yaitu Ki Ageng Giring, "Yen kowe wis ginaris kodrat dadi saudagar jadilah saudagar yang baik yang tidak merugikan orang lain. Jadilah saidagar yang menjadi kemaslahatan untuk orang lain. Janganlah merubah kodrat menjadi kesatria dengan jalan menumpahkan darah".

Saudagar itu pintar menghasut dan punya banyak pengikut karena kesaktiannya. Saudagar itu adalah murid dari Pangeran Handayaningrat atau Pangeran bersenjata canggah bermata empat. Ditegur oleh Ki Ageng Giring bukannya menerima tapi malah menantang berkelahi, bertarung jaya kawijayan. Pertempuran itu diabadikan di sebuah Kitab Babad Mataram dan terjadi di sebelah selatan Candi Prambanan yang disebut Medan Prambanan yang sampai saat ini terdapat batu-batu besar kiriman dari Mbah Gembel Gunung Merapi, mengalir sungai ke Selatan. Dalam pertempuran itu ilmu-ilmu yang hampir punah setelah Patih Mada seperti Gelap Ngampar, Malih Rupo, Tameng Mojo dikeluarkan oleh saudagar itu namun Ki Ageng Giring tidaklah menyerah dan dengan keyakinan bahwa tidak ada kekuatan selain Allah laa haula wala quata illa billah. Maka hancurlah saudagar itu terkena ajian Gogrog Asem, badannya utuh namun jantung dan hatinya hancur, matilah saudagar itu. Kematian dalam keadaan su'ul khotimah setelah di ingatkan namun tidak memperdulikan keadaan.

Para wargo Padhepokan
Itulah para dulur, manusia itu penuh gegayuhan. Baik itu gegayuhan dunia maupun gegayuhan akhirat. Gegayuhan wadag utowo gegayuhan ruhaniyah. Gegayuhan niku gandeng kahanan yang diciptakan oleh Allah mampu atau tidak rogone awake dewe, pikire awake dewe, bondone awake dewe, dongane awake dewe. Nah...gegayuhan inilah yang kadang-kadang membuat lupa dengan Pangerannya. Oleh karena itu orang berguru dengan Cangkul, sesuai yang dicontohkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, bahwa diujungnya tajam untuk meratakan barang yang kasar. Maknanya pacul, ojo sampek ucul awake dewe nempanne ati. Ada blengker kangge nggondeli doran, kekerono ojo sampe maido Pangeran. Itulah pesan dari Kanjeng Sunan Kalijaga, memberikan contoh Pacul, dikekeri - hawa nafsu itu diikat jangan sampai kita maido Pangeran namun ratakan, pacul itu untuk meratakan.

Kalau sudah seperti itu orang itu jika mengejar segala gegayuhan yang didorong hawa nafsu maka orang itu akan semakin jauh, semakin jauh dari Pangeran karena menurutnya yang namanya suatu ketetapan didalam Lauhul mahfudz itu terpilah-pilah, usaha itu tidak masuk dalam ketetapan Allah, itu menurutnya. Kedua, Nafsu inilah yang menjadi satir, hijab, pembatas bagi kawulo lan Gusti.

Baca Juga :
Bedo Kuwi Rohmatullah
Guru Sejati

Para wargo Padhepokan
Memang manusia ini tidak bisa terlepas dari hawa nafsu namun kekerono hawa nafsu itu. Mata kita itu lebih senang melihat orang cantik dari pada orang yang sudah tua. Telinga kita lebih senang mendengarkan lagu yang mendayu-dayu dari pada mendengarkan sholawat yang merdu. Inilah hawa nafsu karena duniawi namun jangan lupa dunia itu ibarat sirathal mustaqim jika kita berjalan harus tahu dan bisa tapi dengan Iyyakana'budu wa iyya kanasta'in (Hanya Engkaulah yang kami ibadahi dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan) laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah...sebagai tuntunan Islam ajaran tauhid. Bahkan sejak jaman Adam juga Islam bahkan didalam kehidupan Muhammad sampai Allah berfirman, wa tin wa zaitun jaman Musa. Jaman relief-relief sampai patung sapi Samiri yang terakhir Muhammad hadal baladil amin, negara yang baik. Itulah rangkaian penyempurna Allah dari jaman Adam sampai Muhammad bahwa Al-Quran adalah penyempurna dari semua kitab.

Hawa nafsu inilah yang membawa manusia menjadi angkara murka  jika dagang tidak peduli lainnya, bagaimana saya mendapatkan untung yang banyak walaupun yang lain dikorbankan. Pangeran itu ada didalam hati kita, sebodoh apapun manusia pasti tahu mana yang baik dilakukan atau yang tidak baik dilakukan. Karena hawa nafsu inilah kita sering lupa. Oleh karena itu para dulur...hawa nafsu itu dalam membisikkan dihati kita sangat halus. Jangan dianggap kyai yang kondang itu baik, belum tentu. Ada yang tenggelam suasana karena ketenaran.

Para wargo Padhepokan
Pengendalian hawa nafsu dan keinginan itu dalam dihati kita.
Karena keinginan nafsu yang besar itu termasuk penyakit hati dan obatnya adalah dzikir kepada Allah. Dalam keadaan apapun, tidur, berbaring, duduk, berdiri, berjalan dalam arti kita tidak putus dalam mengingat Allah. Jika kita selalu mengingat Allah maka Allah juga akan selalu mengingat kita.

Karena itu malam ini kita meminta kepada Allah semoga kita dan anak turun kita semua selalu dilindungi oleh Allah, mendapat keberkahan dan dikabulkan segala gegayuhanya, Al-Fatihah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb         

Bedo Kui Rohmatulloh

Aurotan Desember 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para wargo Padhepokan
Allah memberikan sesuatu hal yang berbeda satu sama lainnya, itu sejatinya untuk melatih kita. Saat ini apa yang disebut Islam selalu dimusuhi. Yaman Islamnya kuat namun dipecah dan akhirnya menjadi Yaman Utara dan Yaman Selatan. Indonesia pun Islamnya kuat salah satunya NU namun Islam Indonesia saat ini juga disusupi orang-orang HTI dan organisasi lain sehingga menjadi orang-orang yang su'ul adab. Takbir yang itu asma Allah namun untuk demo dan demonya dikaitkan politik.

Habib Luthfi datang ke Solo beberapa minggu yang lalu ketika saya berkunjung ke Tembayat. Beliau menghadiri haul Habib Anis. Haul itu paling tidak disukai oleh  kelompok yang sudah disebut diatas. Haul itu disebut bid'ah karena mendoakan orang mati. Ketika Habib Luthfi selesai dan meninggalkan acara, ada sekelompok orang yang berpakaian putih-putih seperti yang lain namun menyebut takbir sambil berteriak "Ganti Presiden". Nah...fenomena inilah yang membuat agama hanya menjadi tunggangan. Maka permasalahan ini tidak akan dijawab oleh Allah oleh mereka yang menggunakan agama bukan menjadi agemaning ati. Mereka datang kepada Allah hanya untuk politik bukan untuk  menyembah, bukan datang karena kecintaannya kepada Allah.

Para wargo Padhepokan
Orang sudah banyak yang lupa.
Orang banyak yang lupa menggunakan agama untuk kemuliaan mencari dunia bukan mencari kemuliaan sejati, kemuliaan hati.
Jika dunia ini sudah diperoleh maka mereka akan lupa dengan Pangerannya.

Habib itu bukan orang yang maksum, bukan orang yang selalu akan diampuni dosanya.
Mereka juga akan mempertanggungjawabkan segala tindakannya.
Apakah misal saya seorang keturunan trah Tembayat akan berbuat seenaknya sendiri berbuat?
Oleh karena itu hati...sekali lagi, hati untuk menggrahito sholat dengan hati, dunia dengan hati, Allah akan menjawab.
Saya tidak akan mengatakan itu akan dikabulkan atau ditolak karena yang berhak mengabulkan dan menolak hanyalah Allah.
Kalau saya sampai seperti itu bukankah berarti saya seperti firaun.

Para wargo Padhepokan
Jangan sedikit-sedikit memerintah orang.
Jangan sedikit-sedikit menyalahkan orang.
Ati ini di toto.
Kalau beragama harus beragama yang benar, berakhlak yang benar.
Untuk seperti Kanjeng Nabi itu sangatlah jauh kita.
Tapi setidak-tidaknya kita ikut derek lampahe Kanjeng Nabi.
Kanjeng Nabi sangat menghormati sesama.
Kajeng Nabi tidak menjadikan agama menjadi komunitas politik untuk memperkaya diri sendiri. Bahkan Kanjeng Nabi pernah ditawarkan emas sejabal uhud namun beliau tidak bersedia.

Para wargo Padhepokan
Kanjeng Nabi memang miskin namun dalam kemiskinannya beliau tidak pernah mengeluh.
Karena kemiskinan Kanjeng Nabi itu adalah pilihan bukan keterpaksaan.
Karena itu sampai Rasulullah bersabda, "Siapapun yang mencintaiku maka aku akan mencintai, safa'atku kepadanya".

Tresnane Kanjeng Nabi sampai seperti itu.
Kanjeng Nabi masih sugeng, beliau masih hidup didalam hati kita.
Mari kita noto ati dalam menyembah Allah. Mari menata hati berbuat kebaikan sakpadane titah. Semoga dengan itu Allah menjawab segala kebutuhan kita.
Kepada warga Padhepokan dimana saja semoga selalu diberi sehat, panjang umur.
Al-Fatihah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb       

Guru Sejati


Aurotan  Desember 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Para wargo Padhepokan
Tahun 1999 dimulailah pembangunan mushola ini dan sekarang sudah berusia 19 tahun. Mushola salah satu tempat dari sekian banyak papan dunung kita eling ngarsane Allah. Untuk dzikir kepada Allah oleh karena itu didalam mushola ini ada 3 tempat. Didepan ini adalah alam kubur, pangrantunan atau serambi, menanti dipanggil oleh Allah. Orang itu dikubur dan arwahnya ditempatkan dialam barzah dan dia tidak bisa kembali kedunia dalam wujud seperti sedia kala namun arwah terbebas bisa mengunjungi sanak saudaranya. Dan dialam barzah  itu ada pintu dan bisa untuk melihat. Alam barzah juga seperti itu jika amaliyah didunia kita ikhlas lan ridho marang peparinge Allah, maka alam barzah dapat untuk melihat alam kasuwargan.

Saat ini yang panjenengan duduki ini adalah Sasono panembahan suronatan kalau dahulu untuk menyembah atau menghormat para raja, Malikul mulk dalam bahasa Arab, dijawa disebut suronatan.
Saat kita dzikir dan sholat seperti ini selalu mengingat Allah dan akan menjadikan kita pribadi-pribadi yang merdeka. Didalam pribadi kita ada yang disebut Guru Sejati atau rosone awake dewe. Itu yang mengajarkan kita tentang kebenaran. Seandainya kita tidak mengerti dalil atau hukum  sekalipun tapi guru sejati pasti akan menuntun dan mengatakan bahwa yang salah itu salah dan yang benar itu benar. Kita tidak perlu tahu bahwa dalil mencuri itu adalah salah tapi guru sejati selalu mengatakan bahwa mencuri itu adalah salah.

Yang saya duduki ini adalah Pasujud, sujud itu meletakkan sesuatu yang paling kita hormati yaitu kepala ke tempat yang paling terendah yaitu tanah. Artinya apa para warga? Tempat berserah diri. Tidak ada satupun kebanggaan dari kita kepada Allah. Tidak ada yang kita banggakan didepan Allah,  yang ada hanyalah tawakal kita, itu sumarah pasrah ngarsaning Allah, nderek panjenengan ya Allah...dan jangan pernah ada rasa takabur. Walaupun Allah memberikan janji, semisal "Tidak ada balasan kecuali surga bagi haji mabrur". Untuk mencapai kemabruran orang itu tidak ada yang tahu maka paling penting dalam hidup kita adalah rasa ikhlas. Bukan hajinya kita, bukan sholat kita dan bukan amalan apa saja yang mengantarkan kita kesana namun karena kehendak Allah, ridho Allah. Ridhonya Allah itu turun yang menjadi ridhonya kita ing ngatase peparinge Allah.

Para wargo Padhepokan
Oleh karena itu benar sesuai ucapan Syekh Siti Djenar bahwa, "Alam dunia ini adalah shiratal mustaqim, bagian dari neraka, pacobaning hawa nafsu dan jika ada kebahagian itu hanyalah semu, kamuflase kecuali bagi orang yang betul-betul ikhlas ing ngatase peparinge Allah."

Dan yang ada kita mencintai Allah, sebuah totalitas, bukan sebuah keterpaksaan sholat kita, bukan sekedar keterpaksaan dzikir kita namun totalitas dan tresno kepada Allah maka Allah akan memberikan cintanya kepada kita dan akhirnya akan memberikan kemudahan-kemudahan kepada kita. Karena itu, sujudlah kita dengan ikhlas, sujudlah dengan perasaan tresno kepada Allah, Lumakuo ing bumi kanthi aweh kabecikan lan aweh katresnan marang sak padane titah. Kanthi tawakal ngarsaning Allah. LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAH....

Para wargo Padhepokan
Tidak ada kalimat yang pantas kecuali nyuwun ridhone pangeran, apa saja yang menjadi gegayuhan jika Allah ridho maka pasti Allah akan dikabulkan. Mugi-mugi Allah paring ridho ing ngatase peparinge lan kito ridho ing ngatase peparinge Allah. Amin 




Wassalamu'alaikum Wr. Wb


Postingan Populer