Tresno Pangeran Pinaringan Dunyo

Aurotan 10 Januari 2018

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar

Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para wargo Padhepokan
Salah satu sifat Allah, sifat itu juga berarti kehendak Allah yang diberikan kepada para kawulane yaitu kepada kita semua berupa sifat adil. Yang namanya adil itu tidaklah harus sama namun sesuai dengan kebutuhan. Pada saat kita mungkin kurang ikhlas untuk kita mujo lan muji bertasbih kepada Allah maka Allah memberikan cobaan berupa kegetiran-kegetiran hidup, kegetiran perasaan. Disaat itulah kita kadang mengingat Allah, berdzikir. Kadang-kadang kita berjanji kepada Allah tapi kadang juga janji itu tidak selalu ditepati. "Ya Allah jika aku diberi harta maka aku akan beramal..". namun ketika Allah merubah dari cobaan menjadi kenikmatan maka banyak yang masih lupa dengan janjinya.

Ada seorang saudagar atau pedagang yang juga sangat sakti pada jamannya yaitu jaman Pangeran Wonoboyo atau sejaman juga dengan Joko Tingkir. Saudagar ini dengan segala kelicikannya yang mungkin juga sampai saat ini masih ada yaitu menjual jimat agar orang cepat kaya. Tentunya dengan kesaktiannya, dengan sihirnya dan dengan omongannya sehingga jadilah orang itu kaya. Namun didalam kekayaannya saudagar ini melupakan kodratnya sebagai seorang saudagar. Dia berusaha merubah dirinya menjadi seoarang kesatria untuk merebut kekuasaan.

Datanglah putra dari Kanjeng Sunan Tembayat yaitu Ki Ageng Giring, "Yen kowe wis ginaris kodrat dadi saudagar jadilah saudagar yang baik yang tidak merugikan orang lain. Jadilah saidagar yang menjadi kemaslahatan untuk orang lain. Janganlah merubah kodrat menjadi kesatria dengan jalan menumpahkan darah".

Saudagar itu pintar menghasut dan punya banyak pengikut karena kesaktiannya. Saudagar itu adalah murid dari Pangeran Handayaningrat atau Pangeran bersenjata canggah bermata empat. Ditegur oleh Ki Ageng Giring bukannya menerima tapi malah menantang berkelahi, bertarung jaya kawijayan. Pertempuran itu diabadikan di sebuah Kitab Babad Mataram dan terjadi di sebelah selatan Candi Prambanan yang disebut Medan Prambanan yang sampai saat ini terdapat batu-batu besar kiriman dari Mbah Gembel Gunung Merapi, mengalir sungai ke Selatan. Dalam pertempuran itu ilmu-ilmu yang hampir punah setelah Patih Mada seperti Gelap Ngampar, Malih Rupo, Tameng Mojo dikeluarkan oleh saudagar itu namun Ki Ageng Giring tidaklah menyerah dan dengan keyakinan bahwa tidak ada kekuatan selain Allah laa haula wala quata illa billah. Maka hancurlah saudagar itu terkena ajian Gogrog Asem, badannya utuh namun jantung dan hatinya hancur, matilah saudagar itu. Kematian dalam keadaan su'ul khotimah setelah di ingatkan namun tidak memperdulikan keadaan.

Para wargo Padhepokan
Itulah para dulur, manusia itu penuh gegayuhan. Baik itu gegayuhan dunia maupun gegayuhan akhirat. Gegayuhan wadag utowo gegayuhan ruhaniyah. Gegayuhan niku gandeng kahanan yang diciptakan oleh Allah mampu atau tidak rogone awake dewe, pikire awake dewe, bondone awake dewe, dongane awake dewe. Nah...gegayuhan inilah yang kadang-kadang membuat lupa dengan Pangerannya. Oleh karena itu orang berguru dengan Cangkul, sesuai yang dicontohkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, bahwa diujungnya tajam untuk meratakan barang yang kasar. Maknanya pacul, ojo sampek ucul awake dewe nempanne ati. Ada blengker kangge nggondeli doran, kekerono ojo sampe maido Pangeran. Itulah pesan dari Kanjeng Sunan Kalijaga, memberikan contoh Pacul, dikekeri - hawa nafsu itu diikat jangan sampai kita maido Pangeran namun ratakan, pacul itu untuk meratakan.

Kalau sudah seperti itu orang itu jika mengejar segala gegayuhan yang didorong hawa nafsu maka orang itu akan semakin jauh, semakin jauh dari Pangeran karena menurutnya yang namanya suatu ketetapan didalam Lauhul mahfudz itu terpilah-pilah, usaha itu tidak masuk dalam ketetapan Allah, itu menurutnya. Kedua, Nafsu inilah yang menjadi satir, hijab, pembatas bagi kawulo lan Gusti.

Baca Juga :
Bedo Kuwi Rohmatullah
Guru Sejati

Para wargo Padhepokan
Memang manusia ini tidak bisa terlepas dari hawa nafsu namun kekerono hawa nafsu itu. Mata kita itu lebih senang melihat orang cantik dari pada orang yang sudah tua. Telinga kita lebih senang mendengarkan lagu yang mendayu-dayu dari pada mendengarkan sholawat yang merdu. Inilah hawa nafsu karena duniawi namun jangan lupa dunia itu ibarat sirathal mustaqim jika kita berjalan harus tahu dan bisa tapi dengan Iyyakana'budu wa iyya kanasta'in (Hanya Engkaulah yang kami ibadahi dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan) laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah...sebagai tuntunan Islam ajaran tauhid. Bahkan sejak jaman Adam juga Islam bahkan didalam kehidupan Muhammad sampai Allah berfirman, wa tin wa zaitun jaman Musa. Jaman relief-relief sampai patung sapi Samiri yang terakhir Muhammad hadal baladil amin, negara yang baik. Itulah rangkaian penyempurna Allah dari jaman Adam sampai Muhammad bahwa Al-Quran adalah penyempurna dari semua kitab.

Hawa nafsu inilah yang membawa manusia menjadi angkara murka  jika dagang tidak peduli lainnya, bagaimana saya mendapatkan untung yang banyak walaupun yang lain dikorbankan. Pangeran itu ada didalam hati kita, sebodoh apapun manusia pasti tahu mana yang baik dilakukan atau yang tidak baik dilakukan. Karena hawa nafsu inilah kita sering lupa. Oleh karena itu para dulur...hawa nafsu itu dalam membisikkan dihati kita sangat halus. Jangan dianggap kyai yang kondang itu baik, belum tentu. Ada yang tenggelam suasana karena ketenaran.

Para wargo Padhepokan
Pengendalian hawa nafsu dan keinginan itu dalam dihati kita.
Karena keinginan nafsu yang besar itu termasuk penyakit hati dan obatnya adalah dzikir kepada Allah. Dalam keadaan apapun, tidur, berbaring, duduk, berdiri, berjalan dalam arti kita tidak putus dalam mengingat Allah. Jika kita selalu mengingat Allah maka Allah juga akan selalu mengingat kita.

Karena itu malam ini kita meminta kepada Allah semoga kita dan anak turun kita semua selalu dilindungi oleh Allah, mendapat keberkahan dan dikabulkan segala gegayuhanya, Al-Fatihah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb         

Postingan Populer