Penggalan Syurga Nikmat Bagi Kita Yang Tiada Tara

Aurotan 7 Februari 2019

Oleh :
Gus Hairi Mustofa
Pemangku Padhepokan PUSAKA Sunan Tembayat
Dandong Srengat-Blitar
Padhepokan Pusaka Sunan Tembayat Blitar


Assalamu'alaikum Wr. Wb

Para wargo Padhepokan
Bumi pertiwi yang kita cintai ini merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita bangsa Indonesia. Diseluruh alam ini tidak ada yang lebih enak dari Indonesia. Berbagai jenis tanaman hampir semua dapat tumbuh di Indonesia. Kurma sekalipun, dapat tumbuh di Indonesia. Tanaman dimusim dingin juga bisa tumbuh di Indonesia, di Gunung Semeru, di Magetan, dapat tumbuh di Jayawijaya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai flora dan fauna terbanyak.  Indonesia mempunyai kemajuan pembangunan yang lebih dari tempat lain. Orang sekarang menjadi lebih baik dalam ekonominya, bahkan orang yang terkena gusurpun akan mendapat ganti yang jauh lebih baik.

Para wargo Padhepokan
Namun ada saja orang yang selalu tidak bersyukur dengan nikmat itu. Jika kamu kufur ingatase nikmatu moko saktenane sisaku luwih pedih. Kita prihatin dengan orang-orang yang tidak bersyukur sudah dapat hidup tentram di Indonesia. Pemerintahan yang sudah baik dihujat, bahkan menghujat negaranya sendiri. Seolah-olah Indonesia ini jelek sekali, sudah tidak ada sisi baiknya.

Bumi yang dianggap kepingan surga ini mestinya kita jaga. Tidak ada satu negarapun yang sebebas Indonesia. Kita melakukan kegiatan ini, ngaji...jika di luar negeri maka akan ditangkap. Bukannya tidak baik tapi dituduh akan menjatuhkan pemerintahan. Itulah kondisi diluar Indonesia.

Oleh karena itu bagaimana kita ini harus mensyukuri sebagaimana orang Islam. Bagaimana cara mensyukuri? Tidak ikut-ikut membuat gaduhnya negara. Tidak ikut-ukut membuat ruwetnya negara. Tidak ada hari di tempat lain selain Indonesia yang membuat peraturan adanya Hari Santri seperti di Indonesia.

Tapi masih ada orang-orang yang entah apa disebut 212, 214 atau apapun yang lain, menganggap Indonesia itu tidak ada benarnya. Banyak gunung meletus mestinya kita mensyukuri bahwa itu akan membuat suburnya tanah. Pangeran itu kalau menginginkan mengatur umatnya itu terserah Pangeran tidak bisa kita yang mengatur. Bahkan seolah-olah sholat itu untuk mengatur kebutuhan Pangeran padahal sholat itu adalah kebutuhan manusia bukan kebutuhan Pangeran.

Para wargo Padhepokan

"Sing sopo wonge tangi turu, isuk jedul, nawaitu nenulung uwong, nawaitu nyenengne uwong moko ganjarane ngluwihi wong sing mulih haji mabrur."

Membuat orang senang tidak harus dengan dunia. Tersenyum, membuang duri dari tengah jalan, ada orang bertanya dijawab dengan baik itu semua sudah bagian menolong dengan ikhlas. Sangat sederhana dan mudah. Budaya inilah yang sebenarnya sangat identik dengan Indonesia dan itu adalah ajaran Islam.

Ajining diri soko lathi - inilah budi pekerti Islam.

Masyaallah...maka mari kita terus mensyukuri seperti pesan Kanjeng Sunan Tembayat,

"Ora gae melu ompyaking gawe ruwete negoro nanging melu nyengkuyung negoro supoyo kita dadi sak apik-apike manungso, kuntum khoironnass. Supoyo dadi menungso sing paling apik kuwi kudu apik sak padane menungso, sak padane titah."

Semua golongan manusia, baik itu beragama berbeda, berbeda suku, berbeda golongan bahkan partai, tidak dibeda-bedakan untuk berbuat baik. Mari apapun pekerjaan kita, jika jadi petani maka mari kita olah tetanen kita menjadi yang bermanfaat untuk yang lain. Jika jadi sopir mari mensyukuri, mengantar barang dengan baik untuk kebaikan bersama.

Para wargo Padhepokan
Sekali lagi bahwa mari kita nglendehne, nyelehne ati marang Pangeran. Tidak ada nikmat kecuali tawakal kepada Allah. Pasrah ngarsaning Allah. bukan berarti kita tidak berusaha namun tetap makaryo, tetap berupaya namun kabeh lelandasan pasrang marang Pangeran.

Mari kita doakan mugi Allah maringi nikmat ngatos benjang sak anak turune kito sedoyo.

Al-Fatihah.  

Wassalamu'alaikum Wr. Wb        

Postingan Populer