LAKU MANDEG SOKO KUMPUL DONYA MRING ATI KANG WENING

Mengenal Sunan Tembayat secara jiwani...

Perjalanan jiwa kanjeng sunan yang pada awal merasa kalau dunia banyak, dia menjadi berubah setelah Sunan Kalijogo mempertaubatkan.

Perjalanan panjang dari Semarang ke Seban banyak sekali kejadian yang mengajarkan pada sang sunan kalau dunia bisa membahayakan dirinya.

Kejadian di Salatiga dan sebagainya misalnya, maka disitulah kanjeng sunan menemukan jati diri, ruh Islami  bahwa Islam itu rahmatan lil'alamin.

Membawa ramat kedamaian bagi sesama dan berakhlak.


Beliau memilah akhlak menjadi 3 yaitu :

1. Akhlak kepada Allah

(Dengan bertauhid menjalan perintah-Nya, mencintai rasul-Nya)

2. Akhlak pada semua makhluk. (menjaga keseimbangan alam, tidak merusak alam, baik pada sesama, ikut menjaga kelestarian alam)

3.Akhlak pada diri sendiri. (jangan sampai berbuat berlebihan menyakiti menyiksa membuat kerugian pada diri sendiri)


Itulah mulai tercipta ajaran Patembayatan atau Kerukunan.

Sang sunan mampu menjadikan lingkungan Cokro Kembang, Jabal Lekad (BC. Jabal Akhad) lingkungan bertauhid nan damai.

Jauh dari hiruk pikuk keduniawian yang hanya ngumpulkan dunia (ditumpaki dunya) menjadikan lingkungan sederhana namun menjadikan dunia kendaraan beribadah pada sang pencipta (numpak dunya)

Padhepokan Pusaka

Lanjut...nantikan episode keturunan sang sunan selanjutnya.


Baca Juga :

Guru Sejati

Patembayatan Sejati




Postingan Populer