Panembahan Agung Keponakan Sekaligus Menantu Sang Mbayat

Para Wargo Padhepokan,

Dari arah maqom Sunan Tembayat, kendaraan berjalan pelan, melewati jalan indah berliku persawahan nan hijau ranau. Sebagai lumbung padi daerah sang sunan, terdapatlah sebuah maqom Panembahan Agung,  Masjid Agung yang tua berkharisma, tertua setelah Masjid Golo.



Masjid ini adalah Masjid Agung Kauman. Masjid berada di Dukuh Kauman, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.

Maqom dan masjid itu sangat di hormati Keraton Solo sebagai cikal bakal.


Panembahan Agung Kajoran/Pangeran Maulana Mas Ing Kajoran/Mbah Agung Panembahan Agung Kajoran

Serat Candrakanta menyebutkan bahwa pendiri Keluarga Kajoran ini adalah Panembahan Agung, merupakan keturunan Sayid Kalkun, saudara dari Kiai Ageng Pandanaran.

Trah Kajoran berasal dari Panembahan Bathoro Katong, penguasa Ponorogo dan jika ditarik keatas lagi masih juga keturunan Brawijaya V sedangkan pendiri Trah Kajoran adalah Pangeran Maulana Mas yang kemudian dikenal dengan nama Panembahan Agung ing Kajoran.

Sumber tradisi lainnya menyebutkan bahwa Panembahan Agung adalah penerus dari penguasa Pengging. Panembahan Agung kemudian menetap di Kajoran dan menikah dengan dua orang putri Sunan Bayat. Maka pertautan antara Keluarga Kajoran dengan Tembayat menjadi kuat. Keluarga Kajoran juga memiliki hubungan pernikahan dengan kerajaan Mataram Islam. Panembahan Senopati menikah dengan dua putri dari Panembahan Agung.

Didalam bangunan setelah teras tempat juru kunci makam menerima tamu maka dalam bangunan utama terdapat beberapa nisan makam yaitu pusara Panembahan Raden sekalian, Pangeran Mas Sekalian, Pangeran Raden, Pangeran Agus, Pangeran Suroto dan Pangeran Singosari.

Komplek Makam

Pusara makam Panembahan Agung Kajoran terletak dalam satu bangunan rumah berarsitektur joglo dengan dinding tembok yang kokoh didepannya berdiri bangunan gapura paduksa sebagai pintu masuk dengan ukuran pintu yang didesain dengan ukuran pendek sehingga setiap peziarah harus menundukan kepala ketika memasuki pintu gapura tersebut.

Pada bagian ujung ruangan terdapat bangunan tajuk berukuran sekitar 2,5 m x 2,5 m yang berdinding kayu jati, untuk dapat memasuki ruangan tersebut maka harus melewati undakan bertangga sebanyak tiga trap. 

Didalam bangunan tajuk tersebut adalah pusara dari pada Panembahan Agung Kajoran atau Pangeran Maulana Mas yang jirat pusaranya terbuat dari batu andesit yang dibungkus dengan kain putih bersih yang di hijabi dengan kelambu kain berwarna putih, ditengah tengah pusara terdapat daun daun bunga yang beraroma sangat harum.

Panembahan Agung adalah salah satu diantara keponakan sang sunan, beliau berasal dari Wonokerto Ponorogo. Beliau adalah salah satu penerus Ajaran Patembayatan ( sayang aurotannya sudah hilang sejak beliau meninggal seiring Sultan Agung).

Beliau sangat di tuakan, sampai-sampai orang orang ziaroh maqom Masjid Kajoran harus ke maqom Panembahan Agung.

Panembahan Agung mempunyai suatu ajaran yang di wujudkan soko tunggal yang ada di selatan maqom beliau  ajarannya sangat indah.

MANUNGGAL NO PENGERAN

RESIK ONO BATINMU DUMEH RESIK LAKUMU

Maqom beliau di Kajoran yang masih di jaga keturunan beliau dan abdi dalem Keraton Solo.

Semoga masih ada waktu napak sejarah ziaroh ke petilasan panembahan ngudi kawruh. (Pusaka)

Postingan Populer