Sekilas Hidup Dengan Berdamai Dan Patembayatan


"Khoirunnas anfa'uhum linnas"

"Sebaik baik manusia adalah manusia yang dapat memberi manfaat bagi orang lain" 
(Al-Hadist).

Manusia diciptakan Alloh juga sebagai mahluk sosial, selalu berhubungan dengan sesama, maka tentu dalam bersingungan dengan mahluk lain, selalu ada saja masalah.

Mulai ekonomi kesehatan rejeki dan lain lain. Itu tak lepas dengan masalah.

Pernah suatu saat saat di daerah Sanankulon Blitar, ada seorang yang hidupnya begitu ikhlas menjalani.  Pekerjaanya membeli pisang penduduk; menjualnya ke pasar ataupun di display di pinggir jalan. Satu tandan pisang paling-paling dia dapat laba 50.000-60.000, itu pun yang besar.

Sambil momong cucunya yang yatim, ada kerja bakti di masjid, dia memberi uang 300.000 sebagai sumbangan membeli semen.  Suatu hari jalan aspal didesanya depan SD sudah bolong-bolong; usulan kepada Bupati tak kunjung di tembel, akhirnya beliau yang sudah tua membeli semen menambahkan dengan pasir, menembel sendiri jalan itu. Kata beliau, "Kasian anak-anak kalau jatuh."

Pada suatu saat datanglah seorang yang kaya dari Bangkalan, tiba-tiba sungkem dan mohon restu. Kata orang madura itu, di suruh seseorang kiai agar minta restunya, agar putra-putranya berhasil.

"Kulo niki tiang nopo to pak, mlarat mboten saged nopo-nopo," pitutur nenek penjual pisang itu.

Usut punya usut orang Bangkalan itu diberi tahu kiai jember bahwa nenek itu kekasih Alloh karena ke ikhlasan ke-Tembayatan-nya dalam kehidupan. Tanpa pernah marah dan mengeluh.

Warga padhepokan rokhimakumulloh, akhlak damai tembayat itu sebenarnya di bagi menjadi 3 yaitu:

  1. Akhlak dan damai dengan Alloh, artinya tanpa pernah mengeluh menyalahkan Alloh dalam menjalani kehidupan dan cobaan.
  2. Akhlak dan damai dengan makhluk lain, artinya tanpa pernah menyakiti dhohir maupun batin, menghormati membantu dan sebaginya; menjadikan nyaman hidup di bumi Alloh di mana saja.
  3. Akhlak dan damai dengan diri sendiri, artinya tidak dholim berlebihan untuk diri sendiri, bekerja tanpa pernah istirahat dan sebaginya; apa bila ini bisa maka tentram hati sehat jiwa raga.

Apa bila ketiga-tiganya berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan kita menjadi kuntum khoiron nas.

Semoga dengan hati yang bening, kita bisa menata diri kita:

TOTONEN ATIMU YEN PENGEN NOTO URIPMU

(Mbah Hairi Pusaka).

Postingan Populer